Sama seperti pagi kemarin.
Langit masih memuntahkan jarum beningnya dari atas sana.
Perlahan, angin mengendap masuk dari celah-celah jendela kamarQu yang terbuka.
aQ menyadari hujan di awal bulan November menciptakan nuansa yang berbeda, seolah menggambarkan dinginnya hatiQu beberapa hari ini.
Di sini, di ruangan ini, dengan suasana yang sama, dengan harapan yang selalu setia bertahan bersamaQu.
aQ masih menunggu.
Menunggu setitik cahaya Miracle.
Terkesan kekanak-kanakkan.
Tapi, aQ percaya, suatu hari nanti, diwaktu yang tepat, keajaiban itu akan datang bersama impianQu.
Dan mungkin jika nanti keajaiban itu datang, hanya satu pintaQu yaitu :
berikan KEBAHAGIAAN UNTUKQU DAN UNTUK SEMUA ORANG YANG MENYAYANGIQU.
Langit masih memuntahkan jarum beningnya dari atas sana.
Perlahan, angin mengendap masuk dari celah-celah jendela kamarQu yang terbuka.
aQ menyadari hujan di awal bulan November menciptakan nuansa yang berbeda, seolah menggambarkan dinginnya hatiQu beberapa hari ini.
Di sini, di ruangan ini, dengan suasana yang sama, dengan harapan yang selalu setia bertahan bersamaQu.
aQ masih menunggu.
Menunggu setitik cahaya Miracle.
Terkesan kekanak-kanakkan.
Tapi, aQ percaya, suatu hari nanti, diwaktu yang tepat, keajaiban itu akan datang bersama impianQu.
Dan mungkin jika nanti keajaiban itu datang, hanya satu pintaQu yaitu :
berikan KEBAHAGIAAN UNTUKQU DAN UNTUK SEMUA ORANG YANG MENYAYANGIQU.
 |
| Hujah masih meninggalkan jejak dingin yang tidak hanya membekas di tubuh, tetapi juga di hati. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar